FILSAFAT,
ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Pengantar Filsafat
Dosen
Pengampu: Komarudin, M. Ag
Disusun
Oleh :
Lestri
Nurratu ( 111111038
)
FAKULTAS
DAKWAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
I.
PENDAHULUAN
Ada yang mengatakan bahwa antara filsafat, ilmu pengetahuan dan
agama memiliki hubungan. Baik filsafat,
ilmu pengetahuan dan agama mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh
kebenaran. Manusia
selalu mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya. Dia tidak
pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan sendirinya secara
kebetulan saja, tanpa sebab.
Hasrat ingin tahu dan ketertarikan
yang bersifat instinktif terhadap sebab-sebab ini memaksa kita menyelidiki
bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan menyelidiki ketertibannya yang
mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya “ Apakah alam semesta ini, dengan
seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar membentuk satu
kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya, ataukah ia
memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain?”
Dalam makalah ini penulis berusaha
mencoba menjelaskan secara sederhana mengenai filsafat, ilmu pengetahuan dan
agama. Dimana dalam makalah ini penulis berusaha memecahkan dua masalah tentang
kedudukan filsafat, ilmu pengetahuan dan agama serta bagaimana relasi antara
filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Kedudukan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama ?
2.
Bagaimana
Relasi antara Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama ?
III.
PEMBAHASAN
1.
Kedudukan Ilmu, Filsafat, dan Agama
a.
Filsafat
Secara etimologis (asal-usul kata) filsafat berasal dari kata
yunani philia (=love, cinta) dan sophia (=wisdom, kebijaksanaan). Jadi ditinjau
dari pada arti etimologis istilah ini berarti cinta pada kebjaksanaan.[1]
Pengertian filsafat secara garis besar adalah ilmu yang mendasari
suatu kosep berfikir manusia dengan sungguh-sungguh untuk menemukan suatu
kebenaran yang kemudian dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Sedangkan secara
khusus filsafat adalah suatu sikap atau tindakan yang lahir dari kesadaran dan
kedewasaan seseorang dalam memikiran segala sesuatu secara mendalam dengan
melihat semuanya dari berbagai sudut pandang dan korelasinya.
b.
Ilmu
Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang berasal dari pengamatan,
studi dan pengalaman yang disusun dalam satu system untuk menentukan hakikat
dan prinsip tentang hal yang sedang dipelajari.[2]
Dengan demikian ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai
pengetahuan yang ilmiah. Pengetahuan yang telah disusun secara sistematis untuk
memperoleh suatu kebenaran. Ilmu pengetahuan merupakan ilmu pasti. eksak,
terorganisir, dan riil.
c.
Agama
Agama menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama
yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep
ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio
dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali".
Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.[3]
Baik ilmu, filsafat maupun agama bertujuan (sekurang-kurangnya
berurusan dengan satu hal yang sama), yaitu kebenaran. Ilmu pengetahuan dengan
metodenya sendiri mencari kebenarantentang alam dan manusia Filsafat dengan
wataknya sendiri pula menghampiri kebenaran, baik tentang alam, manusia dan
Tuhan. Demikian pula dengan agama, dengan karakteristiknya pula memberikan
jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia tentang alam,
manusia dan Tuhan.[4]
Walau demikian baik ilmu, filsafat, maupun agama juga mempunyai
hubungan lain. Yaitu ketiganya dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada
manusia. Karena setiap masalah yang di hadapi hadapi oleh manusia sangat
bermcam-macam. Ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan agama seperti
contohnya cara kerja mesin yang dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan.
2.
Relasi dan Relevansi Antara Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
1.
Jalinan Filsafat dan Agama
Terdapat beberapa asumsi terkait dengan jalinan filsafat dengan
agama. Asumsi tersebu didasarkan pada anggapan manusia sebagai makhluk social.
Saifullah memberikan ikhtisar dalam bagan yang lebih terperinci mengenai
perbandingan jalinan agama dan filsafat.
Table perbandingan antara agama dan filsafat
Agama
|
Filsafat
|
a.
Agama
adalah unsur mutlak dan sumber kebudayaan.
b.
Agama
adalah ciptaan Tuhan.
c.
Agama
adalah sumber-sumber asumsi dari filsafat dan ilmu pengetahuan (science).
d.
Agama
mendahulukan kepercayan dari pada pemikiran.
e.
Agama
mempercayai akan adanya kebenaran dan khayalan dogma-dogma agama.
|
a.
Filsafat
adalah salah satu unsure kebudayaan.
b.
Filsafat
adalah hasil spekulasi manusia.
c.
Filsafat
menguji asumsi-asumsi science, dan science mulai dari asumsi tertentu.
d.
Filsafat
mempercayakan sepenuhnya kekuatan daya pemikiran.
e.
Filsafat
tidak mengakui dogma-dogma agama sebagai kenyataan tentang kebenaran.
|
Dengan demikian terlihat bahwa peran agama dalam meluruskan
filsafat yang spekulatif terhadap kebenaran mutlak yang terdapat dalam agama.
Sedangkan peran filsafat terhadap agama adalah membantu keyakinan manusia
terhadap kebenaran mutlak itu dengan pemikiran yang kritis dan logis.[5]
2.
Jalinan Filsafat dan Ilmu
Antara filsafat dan ilmu mempunyai persamaan, dalam hal bahwa
keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berfikir
filosofis, spkulatif dan empiris ilmiah. Namun ke-eksakan pengetahuan filsafat
tidak mungkin diuji seperti pengetahuan ilmu. Yang pertama tersusun dari hasil
riset dan eksperimen antara ilmu dan filsafat juga mempunyai perbedaan,
terutama untuk filsafat menuntukan tujuan hidup sedangkan ilmu menentukan
sarana untuk hidup. Filsafat disebut sebagai induk dari ilmu pengetahuan. Hal
ini didasarkan pada perbedaan berikut ini
1.
Mengenai
lapangan pembahasan
2.
Mengenai
tujuannya
3.
Mengenai
cara pembahasannya
4.
Mengenai
kesimpulannya
a.
Persamaan
Antara ilmu, filsafat dan agama ketiganya mempunyai tujuan yang
sama yaitu memperoleh kebenaran. Walaupun dalam mencari kebenaran tersebut baik
ilmu, filsafat maupun agama mempunyai caranya sendiri-sendiri.
Ilmu dengan metodenya mencari kebenaran tentang alam, termasuk
manusia dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Filsafat dengan wataknya
menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia yang tidak dapat
dijawab oleh ilmu. Sedangkan agama dengan kepribadiannya memberikan persoalan
atas segala persoalan yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam, manusia
maupun tentang tuhan.[6]
b.
Perbedaan
Filsafat adalah induk pengetahuan, filsafat adalah teori tentang
kebenaran. Filsafat mengedepankan rasionalitas, pondasi dari segala macam
disiplin ilmu yang ada. Filsafat juga bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan
yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan
sungguh-sungguh, serta radikal. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara
menualangkan (mengelanakan atau mengembarakan) akal-budi secara radikal dan
integral serta universal.
Agama lahir sebagai pedoman dan panduan. Agama lahir tidak didasari
dengan riset, rasis atau uji coba. Melainkan lahir dari proses peciptaan zat
yang berada diluar jangkauan manusia. Kebenaran agama bersifat mutlak, karena
agama diturunkan Dzat yang maha besar, maha mutlak, dan maha sempurna yaitu
Allah.
Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang dipelopori oleh akal sehat,
ilmiah, empiris dan logis. Ilmu adalah cabang pengetahuan yang bekembang pesat
dari waktu kewaktu. Segala sesuatu yang berawal dari pemikiran logis dengan
aksi yang ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti yang konkret.
Ilmu dan filsafat, kedua-duanya dimulai dengan sikap sangsi atau
tidak percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman.[7]
c.
Titik
Singgung
Baik ilmu, filsafat, dan agama ketiganya saling melengkapi. Karena
tidak semua masalah yang ada didunia ini dapat diselesaikan oleh ilmu. Karena
ilmu terbatas, terbatas oleh subjeknya, oleh objeknya maupun metodologinya.
Sehingga masalah tersebut diselesaikan oleh filsafat karena filsafat bersifat
spekulatif dan juga alternative.
Agama memberi jawaban tentang banyak soal asasi yang sama sekali
tidak terjawab oleh ilmu, yang dipertanyakan namun tidak terjawab bulat oleh
filsafat. Namun ada juga masalah yang tidak dapat dijawab oleh agama melain kan
dijawab oleh ilmu.
IV.
KESIMPULAN
Secara etimologis (asal-usul kata) filsafat berasal dari kata
yunani philia (=love, cinta) dan sophia (=wisdom, kebijaksanaan). Jadi ditinjau
dari pada arti etimologis istilah ini berarti cinta pada kebjaksanaan.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang berasal dari pengamatan,
studi dan pengalaman yang disusun dalam satu system untuk menentukan hakikat
dan prinsip tentang hal yang sedang dipelajari.
Agama menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Baik ilmu, filsafat, maupun agama juga mempunyai hubungan lain.
Yaitu ketiganya dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada manusia. Karena
setiap masalah yang di hadapi hadapi oleh manusia sangat bermcam-macam. Ada
persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan agama seperti contohnya cara
kerja mesin yang dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan. Ilmu dan filsafat,
kedua-duanya dimulai dengan sikap sangsi atau tidak percaya. Sedangkan agama
dimulai dengan sikap percaya dan iman.
V.
PENUTUP
Demikian
yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khasanah
keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua. Dalam pembuatan makalah pasti ada
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,
Zainal. Filsafat Barat. 2011. Jakarta: Rajawali Pers
Anshari,
Endang Saifuddin. Ilmu, Filsafat, dan Agama. 1979. Jakarta: Bulan
Bintang
Susanto,
A. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi. 2011. Jakarta: PT Bumi
Aksara
[1] Zainal Abidin, Filsafat
Barat, 2011, Jakarta: Rajawali Pers, hal 9
[2] Endang
Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama, 1979, Jakarta: Bulan
Bintang, hal: 15
[3]
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
[4] Op. cit, Endang
Saifuddin Anshari, hal: 59
[5] A. Susanto, Filsafat
Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi, 2011, Jakarta: PT Bumi Aksara, hal 127
[6] ibid, hal 128
[7] Endang
Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama, 1979, Jakarta: Bulan
Bintang, hal: 60
Terima Kasih Banyak bantuan Materi nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah saya,,,,
BalasHapusjadi terdorong untuk lebih memahami filsafat,makasih
BalasHapusKeren banget infonya gan.. berkat artikelnya saya telah bisa menyelasaikan karya ilmiahku yang berjudul "Kapa Kita mempercayai Pengetahuan Kita" dalam blog tipepedia.com. terima kasih bro
BalasHapus